Sabtu, 18 Desember 2010

Cerita Sabar dan syukur


Bagi orang yang sering mengamati isnad hadits maka nama Abu Qilabah bukanlah satu nama yang asing karena sering sekali ia disebutkan dalam isnad-isnad hadits, terutama karena ia adalah seorang perawi yang meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik yang merupakan salah seorang dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu nama Abu Qilabah sering berulang-ulang seiring dengan sering diulangnya nama Anas bin Malik. Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats-Tsiqoot menyebutkan kisah yang ajaib dan menakjubkan tentangnya yang menunjukan akan kuatnya keimanannya kepada Allah.
Nama beliau adalah Abdullah bin Zaid Al-Jarmi salah seorang dari para ahli ibadah dan ahli zuhud yang berasal dari Al-Bashroh. Beliau meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik dan sahabat Malik bin Al-Huwairits –radhiallahu 'anhuma- . Beliau wafat di negeri Syam pada tahun 104 Hijriah pada masa kekuasaan Yazid bin Abdilmalik.

Abdullah bin Muhammad berkata, "Aku keluar menuju tepi pantai dalam rangka untuk mengawasi (menjaga) kawasan pantai (dari kedatangan musuh)…tatkala aku tiba di tepi pantai tiba-tiba aku telah berada di sebuah dataran lapang di suatu tempat (di tepi pantai) dan di dataran tersebut terdapat sebuah kemah yang di dalamnya terdapat seseorang yang telah buntung kedua tangan dan kedua kakinya, dan pendengarannya telah lemah serta matanya telah rabun. Tidak satu anggota tubuhnyapun yang bermanfaat baginya kecuali lisannya, orang itu berkata, "Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memujiMu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugrahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan Abdullah bin Muhammad berkata, "Demi Allah aku akan mendatangi orang ini, dan aku akan bertanya kepadanya bagaimana ia bisa mengucapkan perkataan ini, apakah ia faham dan tahu dengan apa yang diucapkannya itu?, ataukah ucapannya itu merupakan ilham yang diberikan kepadanya??.
Maka akupun mendatanginya lalu aku mengucapkan salam kepadanya, lalu kukatakan kepadanya, "Aku mendengar engkau berkata "Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memujiMu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugrahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan", maka nikmat manakah yang telah Allah anugrahkan kepadamu sehingga engkau memuji Allah atas nikmat tersebut??, dan kelebihan apakah yang telah Allah anugrahkan kepadamu hingga engkau menysukurinya??" Orang itu berkata, "Tidakkah engkau melihat apa yang telah dilakukan oleh Robku kepadaku?, demi Allah, seandainya Ia mengirim halilintar kepadaku hingga membakar tubuhku atau memerintahkan gunung-gunung untuk menindihku hingga menghancurkan tubuhku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk menelan tubuhku, maka tidaklah hal itu kecuali semakin membuat aku bersyukur kepadaNya karena Ia telah memberikan kenikmatan kepadaku berupa lidah (lisan)ku ini. Namun, wahai hamba Allah, engkau telah mendatangiku maka aku perlu bantuanmu, engkau telah melihat kondisiku. Aku tidak mampu untuk membantu diriku sendiri atau mencegah diriku dari gangguan, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku memiliki seorang putra yang selalu melayaniku, di saat tiba waktu sholat ia mewudhukan aku, jika aku lapar maka ia menyuapiku, jika aku haus maka ia memberikan aku minum, namun sudah tiga hari ini aku kehilangan dirinya maka tolonglah engkau mencari kabar tentangya –semoga Allah merahmati engkau-". Aku berkata, "Demi Allah tidaklah seseorang berjalan menunaikan keperluan seorang saudaranya yang ia memperoleh pahala yang sangat besar di sisi Allah, lantas pahalanya lebih besar dari seseorang yang berjalan untuk menunaikan keperluan dan kebutuhan orang yang seperti engkau". Maka akupun berjalan mencari putra orang tersebut hingga tidak jauh dari situ aku sampai di suatu gudukan pasir, tiba-tiba aku mendapati putra orang tersebut telah diterkam dan di makan oleh binatang buas, akupun mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi roji'uun. Aku berkata, "Bagaimana aku mengabarkan hal ini kepada orang tersebut??". Dan tatkala aku tengah kembali menuju orang tersebut, maka terlintas di benakku kisah Nabi Ayyub ‘alaihissalam. Tatkala aku menemui orang tersbut maka akupun mengucapkan salam kepadanya lalu ia menjawab salamku dan berkata, "Bukankah engkau adalah orang yang tadi menemuiku?", aku berkata, "Benar". Ia berkata, "Bagaimana dengan permintaanku kepadamu untuk membantuku?". Akupun berkata kepadanya, "Engkau lebih mulia di sisi Allah ataukah Nabi Ayyub ‘alaihissalam?", ia berkata, "Tentu Nabi Ayyub ‘alaihissalam ", aku berkata, "Tahukah engkau cobaan yang telah diberikan Allah kepada Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah mengujinya dengan hartanya, keluarganya, serta anaknya?", orang itu berkata, "Tentu aku tahu". Aku berkata, "Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub dengan cobaan tersebut?", ia berkata, "Nabi Ayyub bersabar, bersyukur, dan memuji Allah". Aku berkata, "Tidak hanya itu, bahkan ia dijauhi oleh karib kerabatnya dan sahabat-sahabatnya", ia berkata, "Benar". Aku berkata, "Bagaimanakah sikapnya?", ia berkata, "Ia bersabar, bersyukur dan memuji Allah". Aku berkata, "Tidak hanya itu, Allah menjadikan ia menjadi bahan ejekan dan gunjingan orang-orang yang lewat di jalan, tahukah engkau akan hal itu?", ia berkata, "Iya", aku berkata, "Bagaimanakah sikap nabi Ayyub?", ia berkata, "Ia bersabar, bersyukur, dan memuji Allah, lagsung saja jelaskan maksudmu –semoga Allah merahmatimu-!!". Aku berkata, "Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas, semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau". Orang itu berkata, "Segala puji bagi Allah yang tidak menciptakan bagiku keturunan yang bermaksiat kepadaNya lalu Ia menyiksanya dengan api neraka", kemudian ia berkata, "Inna lillah wa inna ilaihi roji'uun", lalu ia menarik nafas yang panjang lalu meninggal dunia. Aku berkata, "Inna lillah wa inna ilaihi roji'uun", besar musibahku, orang seperti ini jika aku biarkan begitu saja maka akan dimakan oleh binatang buas, dan jika aku hanya duduk maka aku tidak bisa melakukan apa-apa[1]. Lalu akupun menyelimutinya dengan kain yang ada di tubuhnya dan aku duduk di dekat kepalanya sambil menangis. Tiba-tiba datang kepadaku empat orang dan berkata kepadaku "Wahai Abdullah, ada apa denganmu?, apa yang telah terjadi?". Maka akupun menceritakan kepada mereka apa yang telah aku alami. Lalu mereka berkata, "Bukalah wajah orang itu, siapa tahu kami mengenalnya!", maka akupun membuka wajahnya, lalu merekapun bersungkur mencium keningnya, mencium kedua tangannya, lalu mereka berkata, "Demi Allah, matanya selalu tunduk dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, demi Allah tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur!!". Aku bertanya kepada mereka, "Siapakah orang ini –semoga Allah merahmati kalian-?", mereka berkata, Abu Qilabah Al-Jarmi sahabat Ibnu 'Abbas, ia sangat cinta kepada Allah dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kamipun memandikannya dan mengafaninya dengan pakaian yang kami pakai, lalu kami menyolatinya dan menguburkannya, lalu merekapun berpaling dan akupun pergi menuju pos penjagaanku di kawasan perbatasan. Tatkala tiba malam hari akupun tidur dan aku melihat di dalam mimpi ia berada di taman surga dalam keadaan memakai dua lembar kain dari kain surga sambil membaca firman Allah "Keselamatan bagi kalian (dengan masuk ke dalam surga) karena kesabaran kalian, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (QS. 13:24) Lalu aku berkata kepadanya, "Bukankah engkau adalah orang yang aku temui?", ia berkata, "Benar", aku berkata, "Bagaimana engkau bisa memperoleh ini semua", ia berkata, "Sesungguhnya Allah menyediakan derajat-derajat kemuliaan yang tinggi yang tidak bisa diperoleh kecuali dengan sikap sabar tatkala ditimpa dengan bencana, dan rasa syukur tatkala dalam keadaan lapang dan tentram bersama dengan rasa takut kepada Allah baik dalam keadaan bersendirian maupun dalam kaeadaan di depan khalayak ramai"
Selengkapnya...

Keutamaan Menuntut Ilmu Syar'i

Shohih telah datang dari Nabi saw bahwa beliau mengutamakan dan memprioritaskan ilmu daripada ibadah, dan beliau mengunggulkan orang yang berilmu diatas orang yang beribadah, sebagaimana sabdanya:

" Dan keutamaan orang yang berilmu dibanding orang yang beribadah seperti keutamaan bulan pada malam bulan purnama dibanding seluruh bintang." 
(dikeluarkan oleh imam Ahmad, at tirmidzi, ibnu majah, dan selainnya dari hadits abu darda ra).

Hadits ini mengandung permisalan yang bagus yang dapat memperjelas perbedaan antara yang berilmu dengan orang-orang  yang beribadah. dimana Nabi menyerupakan orang yang berilmu dengan bulan purnama sementara ahli ibadah diserupakan oleh nabi saw seperti bintang-bintang dilangit.

Bersambung ....
Selengkapnya...

Kamis, 27 Mei 2010

Kisah Kematian tragis majikan Dzolim (seri 2 sifat shiddiq)

Bukhori dan Abu daud menulis kisah khobbab bin arat ra. Dia adalah salah seorang sahabat nabi saw yang memeluk islam pada awal penyebarannya. Dia juga seorang hamba sahaya dari seorang perempuan Dzolim bernama Ummu Anmar Al Khuza'iyyah.

Khobbab sering mengunjungi Rosululloh saw untuk menuntut ilmu agama. akan tetapi, malang baginya, berbagai macam penderitaan dan siksaan ia terima dari majikannya setelah diketahui sering mengunjungi Rosululloh saw. Khobab sering dijemur diatas pasir panas dibawah teriknya matahari dengan mengenakan pakaian besi. Bukan hanya itu, ia pernah diletakkan ditempat pemanggangannya hingga punggungnya terbakar dan luka itu terus membekas dipunggungnya.

Tidak tahan dengan siksaan keji itu, Khobab ra mengadu kepada Rosululloh saw dengan harapan beliau mau menolongnya. Khobab berkata kepada Rosululloh saw yang sedang berselimutkan kain beludru dibawah Ka'bah, " Tidakkah anda menolong kami dan berdoa untuk kami" Rosululloh saw menatapnya sambil berkata," Demi Allah, ummat-umat sebelum ini menahan siksa yang lebih berat daripada siksaan yang kau alami. mereka pernah dibuatkan lubang, kemudian disekap didalamnya. setelah itu, seseorang mendatanginya dengan membawa gergaji, meletakkan dikepalanya, lalu dengan gergaji itu membelah kepalanya menjadi dua. Namun, semua itu tak pernah membuat dia berniat untuk meninggalkan agamanya. seorang dari mereka ada yang pernah disisir kulitnya dengan sisir besi hingga dagingnya terkelupas dari tulang dan jaringan sarafnya. Akan tetapi, hal itu tidak membuatnya berpikir untuk meninggal kan agamanya. Allah akan menyempurnakan agama ini, tetapi engkau tidak bersabar. suatu hari, kelak akan tiba saatnya perempuan zalim itu(majikan khobbab) akan berjalan sendiri dari San'a ke hadromaut tanpa takut apapun selain binatang buas. Namun kenapa engkau tidak bersabar?"

Ternyat Rosululloh saw telah mengetahui azab yang akan Allah swt berikan terhadap majikan zalim itu dengan mengabarkan bahwa majikan zalim itu akan mati diterkam binatang buas. Khobab ra memberikan kesaksiannya," demi Allah, apa yang dikabarkan Rosululloh saw benar! aku melihatnya sendiri."

Kebenaran pernyataan Rosululloh saw tentang azab yang akan menimpa majikannya benar adanya. Bukti kebenaran itu disaksikan oleh Khobbab, budak milik majikan secara langsung. Dia melihat majikannya mati diterkam oleh binatang buas sesuai dengan apa yang dikatakan rosululloh saw.


Selengkapnya...

Rabu, 26 Mei 2010

Bukti Benarnya ucapan Rosululloh saw

Hanya Allah swt yang mengetahui hal-hal ghaib, termasuk kejadian yang akan datang. Atas izin Allah swt pula rosululloh saw bisa mengetahui apa yang akan terjadi dimasa depan. sebagaimana firman Nya: "Dia mengetahui yang ghaib, tetapi dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang ghoib itu. kecuali kepada rosul yang di ridloi Nya maka sesusngguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) didepan dan dibelakangnya." (QS Al jinn[72] :26-27)

Prediksi Rosululloh saw berdasarkan wahyu, bukan prasangka semata. berikut ini prediksi Rosululloh saw kepada para musuh Allah yang akan tewas diperang badar.

Para Musuh Allah yang akan tewas diPerang Badar

Kondisi mekkah kian hari kian tidak aman bagi perkembangan islam, terutama bagi kaum muslim yang selalu mendapat terror dan siksaan dari kaum musyrikin Quraisy, inilah yang menjadi alasan kuat Rosululloh saw untuk mengajak kaum muslimin hijrah ke Yatsrib atau madinah.
Di Madinah ini kaum muslimin membangun kekuatan untuk menghadapi serangan kaum Quraisy. Perkembangan kaum muslimin makin kuat, bahkan mereka berani melakukan pemboikotan wilayah dan ekonomi. Akibatnya kaum Musyrikin quraisy menantang untuk bertempur di Badar.

Ketika Rosululloh saw meninjau lokasi perang bersama para sahabat, beliau bersabda," Lihatlah mekah! ia telah melemparkan kepada kalian potongan-potongan hatinya" Rosululloh saw mengatakan itu kepada para sahabat  sambil menunjuk tempat-tempat para pemimpin Quraisy akan terbunuh di peperangan Badar. ternyata semua prediksi beliau terbukti ketika perang Badar berakhir, para pemimpin Quraisy tewas ditempat-tempat yang ditunjuk Rosululloh saw.

Berkaitan dengan peristiwa itu Umar bin Khottob bercerita," Sebelum perang badar dimulai, Rosululloh saw berjalan disekitar medan perang dan menunjuk  kebeberapa tempat sambil berkata, "Abu jahal akan terbunuh disini, Utbah disini, Shayba disini, Walid disini, dan sebagainya," Demi Allah swt, setelah perang selesai kami menemukan jenazah mereka persis ditempat-tempat yang beliau sebutkan tadi (HR Muslim)


Selengkapnya...

Selasa, 25 Mei 2010

Perintah Allah SWT dan Nabi saw untuk berbuat Shiddiq

Perintah Allah SWT kepada hamba Nya untuk berbuat shiddiq (benar/jujur), sebagaimana firman Nya:
"Dan katakan lah kepada hamba-hamba Ku,"hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan diantara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia." (QS Al isra' [17]:53)

Rosululloh saw bersabda, "Allah mengasihi seseorang yang jujur (benar) lidahnya, mengurangi caci makinya, membiasakan lidahnya untuk menempuh jalan yang benar, dan tidak membiasakan lidahnya untuk mengatakan sesuatu yang fasik (rusak)"


    1. Menerima kebenaran dan menolak kebatilan siapapun pembawanya

Diriwayatkan dari ibnu Mas'ud ia berkata: "Aku berkata kepada rosululloh saw, "ajarkan kepadaku kata-kata yang bermanfaat." Rosululloh saw bersabda, "sembahlah Allah swt dan janganlah menyekutukannya dengan apapun. Hiduplah dengan ajaran Al Qur'an dimanapun kau berada. Terimalah suatu kebenaran dari siapapun pembawanya, baik itu anak kecil maupun itu orang dewasa, baik ia sangat dibenci maupun kerabat jauh! dan tolaklah kebatilan dari siapapun pembawanya, baik itu dari anak kecil maupun orang dewasa, baik ia sangat disukai maupun merupakan kerabat dekat! (HR Ibnu Asyakir dan Dailami)


 
    2. Mengawali perbuatan shiddiq dengan Niat

Rosululloh saw senantiasa memotivasi kita agar berbuat shiddiq diawali dari niat yang benar, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, Rosululloh saw bersabda," wahai anakku, jika kamu mampu menyambut pagi dan soremu dengan hati yang bersih dari niat curang kepada orang lain maka lakukanlah!" Kemudian Rosululloh saw melanjutkan ucapannya kepadaku, "Hal tersebut merupakan sunnahku, barangsiapa yang menghidupkannya maka itulah bukti kecintaannya kepadaku dan barang siapa yang mencintaiku maka ia akan bersamaku disurga." (HR Turmudzi). Selengkapnya...

Minggu, 23 Mei 2010

Sifat Shiddiq Rosululloh

Definisi Shiddiq
Dari segi bahasa shiddiq berasal dari kata shodaqo yang berarti benar, jujur, dapat dipercaya, ikhlas, tulus, keutamaan, kebaikan dan kesungguhan. Para ulama menggambarkan sifat shiddiq sebagai berikut:
  1. Melakukan kebenaran sesuai dengan keinginan hati nya yang didasari iman yang mendalam.
  2. Membenarkan apa yang diturunkan Allah SWT dan rosul Nya. seperti yang dilakukan abu bakar ra. ketika membenarkan peristiwa isra' mi'raj.
  3. Menyempurnakan amal semata-mata hanya mengharapkan keridloan Allah SWT.
Lawan kata dari Shiddiq adalah Kadzib yang artinya pendusta. seorang pendusta akan mudah mengatakan ketidak benaran karena terbiasa berbohong. Tidak menyesal saat perilakunya melanggar perintah Allah SWT dan rosul Nya karena terbiasa berbuat dosa. Bahkan, jika berbuat kebenaran, hatinya benar-benar terpaksa, jengkel dan marah. semoga kita dijauhkan dan dilindungi dari sifat ini.

Keutamaan Shiddiq
  1. Membawa Kebaikan
  2. Memperoleh derajat yang tinggi  disisi Allah SWT
  3. Memperoleh ampunan dan pahala
  4. Membawa ketenangan batin
  5. Memperoleh surga

Selengkapnya...

Kamis, 08 April 2010

Pengertian Ilmu (bag 1)



Secara bahasa, yaitu lawan dari Jahl (kebodohan). ilmu itu adalah mengetahui sesuatu sesuai pada kenyataannya dengan pengetahuan yang pasti.

Menurut Istilah, yaitu sebagian ulama berkata:" Ilmu adalah pengetahuan, lawan dari kebodohan". sebagian yang lain berkata:" Sesungguhnya ilmu itu lebih jelas dari sekedar didefinisikan". Yang kami maksud ilmu disini adalah ilmu syar'i, dan yang dimaksud dengan ilmu syar'i adalah segala sesuatu yang diturunkan Allah SWT kepada rosul Nya berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, maka ilmu yang mendapat pujian disini adalah ilmu wahyu, ilmu tentang perkara yang diturunkan oleh Allah saja.
Rosululloh saw bersabda: 
"Barang siapa yang diinginkan kebaikan baginya maka  Allah pahamkan agama kepadanya" (HR Al bukhori).

Dan rosululloh saw bersabda:
"Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham dan mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil ilmu maka ia telah mengambil bagian yang besar" (HR Abu Daud)

Merupakan perkara yang telah diketahui bahwa warisan para nabi itu hanyalah ilmu syari'at Allah swt dan bukan yang lainnya, maka para nabi tidak mewariskan kepada manusia ilmu tentang perindustrian dan yang berkaitan dengan dunia. bahkan ketika rosululloh saw datang dikota madinah mendapatkan manusia menyerbukkan pohon kurma agar bisa berbuah, maka rosululloh saw bersabda kepada mereka ketika beliau melihat letihnya mereka, nabi mengatakan yang maksudnya bahwa hal tersebut tidak perlu dilakukan. Mereka mematuhi perkataan nabi saw, mereka meninggalkan penyerbukan itu, akan tetapi pohon-pohon kurma itu akhirnya rusak (tidak berbuah). Kemudian nabi saw bersabda kepada mereka:
"Kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian" (HR Muslim).

Bersambung ke bag 2
Selengkapnya...

Review moslemopinion.blogspot.com on alexa.com